TEGAS!! Pidato Jokowi di Depan Para Menteri dan Kepala Daerah Ini Bikin Bulu Kuduk Merinding!


Musyawaran Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam kesempatan tersebut Jokowi membuka pidato dengan nada tinggi.

Jokowi melontarkan pidato dengan nada tinggi tersebut ketika menyinggung soal penyusunan APBN atau APBD.

Penyusunan tersebut menurut Jokowi hanya dilakukan sebagai rutinitas.

Pengurus Angkot yang Pekerjakan Anak Kecil Dicari Polisi untuk Diberi Hal Ini
Tak hanya berpidato dengan nada tinggi, Jokowi juga menggerakan tangannya untuk memberikan penegasan.

"Saya ingatkan bahwa kita ini sudah bertahun-tahun, anggaran kita tidak pernah fokus. Perencanaan kita tidak pernah fokus dan tidak memiliki prioritas yang jelas," ujar Jokowi, Rabu (26/4/2017) dikutip dari Tribunnews.com.

Menurut Jokowi, selain hanya sebagai rutinitas, penyusunan anggaran tersebut tak memiliki perencanaan yang menjadi prioritas.

"Yang namanya prioritas, yang namanya fokus, itu di bawah tiga (program anggaran) saja. Atau kalau masih sulit, ya di bawah lima lah. Jangan semuanya menjadi prioritas," ujar Jokowi dengan nada tinggi, dikutip dari Kompas.com.

Menurut Jokowi kebiasaan tersebut selalu terulang-ulang.

"Ini kebiasaan kita. Ini rutinitas yang mengulang-ulang. Ya, saya lihat hampir di semua daerah begitu. APBD saya baca, APBN saya baca," imbuh dia.

Jokowi memberi contoh melalui penganggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

Menurut Jokowi, pemerintah pusat kini memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan keterbukaan investasi.

Sehingga fokus anggaran hanya ke dua program yang menjadi prioritas tersebut.

"Saya yakin hasilnya akan nampak. Tapi ya kalau mengulang-ulang, rutinitas saja, hasilnya? Ya lupakan saja," ujar Jokowi.

Saat Jokowi menyampaikan pidatonya tersebut, tampak beberapa menteri kabinet kerja dan para kepala daerah yang hadir menyimak apa yang disampaikan oleh Presiden.

Jokowi Singgung Soal Pemanfaatan Teknologi

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menceritakan mengenai efektifitasnya transaksi di Tiongkok yang serba menggunakan telepon genggam.

"Coba lihat Alibaba. Yang sudah mengeluarkan, sekarang sudah berjalan di China Ali T. Kalau ke China bayar cash ditertawakan. Pakai credit card saja sudah diketawain. Kalau masuk mall ditanya, credit or mobile. Jadi pakai HP. Tentunya diminta akun di perbankan kita, langsung ketarik berapa juta belanja kita," ujar Presiden Jokowi.

Jokowi mengingatkan supaya perkembangan teknologi tersebut haruslah diikuti oleh Indonesia.

"Ini kecepatan perubahan yang harus kita ikuti. Kalau masih berputar dengan rutinitas, berputar mengulang-ngulang, sampai kapan kita akan bicara Tesla, Ali T. Kapan kita mau kesana. Ikutilah hal seperti ini," kata Jokowi.

Jokowi juga menegaskan soal ketatnya persaingan antarnegara akibat globalisasi.

Hal tersebut berdampak pada investor yang semakin detail memilih negera yang tepat untuk berinvestasi.

"Sengitnya persaingan antarnegara akibat globalisasi dan teknologi betul-betul kelihatan. Globalisasi berarti investor sekarang punya banyak pilihan. Dia enggak suka masuk Indonesia, masuk Myanmar ada, Thailand ada, Malaysia saja. Dalam satu dua detik pindah ke negara lain karena pelayanan dan kepastian hukum kita yang berubah. Ini yang harus diubah kalau tidak ingin ditinggal negara lain," ucap Jokowi.

Subscribe to receive free email updates: