Sudah Cerdas, Netizen Tanggapi Kisruh Soal Beras Maknyus Seperti Ini, LUV U Beras Maknyussssss!


Liputan Viva - Musibah membawa berkah. Mungkin itulah yang dialami produsen beras Maknyuss. Seteleh digerebek oleh Satgas Pangan Polri, gudangnya di Bekasi disegel pada Kamis (20/7) kemarin, sontak ramai di sosial media yang penasaran dengan beras Maknyuss.

Terlebih diketahui, PT IBU (produsen beras Maknyuss) membeli gabah dari petani dengan harga Rp 4.900 per kilogram yang lebih tinggi dari harga gabah yang ditetapkan pemerintah Rp3.700 per kilogram. Ini jelas yang diuntungkan petani. Kok malah dipersoalkan?

Apalagi kemudian mencuat nama Anton Apriyantono, mantan Menteri Pertanian dari PKS era SBY yang menjabat komisaris utama dan komisaris independen produsen beras Maknyuss.

Ditambah testimoni dari konsumen beras Maknyuss yang menyatakan beras Maknyuss enak, pulen, harga lebih murah dari kemasan sejenis, dll...

Hal ini membuat publik yang sebelumnya tidak tahu ada beras Maknyuss dan tidak pernah beli malah sekarang jadi penasaran dan ramai-ramai nyari dan beli beras Maknyuss.

Salah satunya Pak Agus Santoso, yang menuturkan di akun fb-nya (23/7/2017) berikut:

"Testimoni Maknyus 😜😜"

Hari ini rame berita beras Maknyus, jadi penasaran karena belum nyobain. Cuma karena emosi saja kupikir gak mungkinlah rasanya gak enak, beli sekalian dah buat stock.

Tumben sekali ini rela angkat-angkut karung beras sendiri.. hmmmm gapapa dah asal senang hati saja.

Pas mau bayar, Beras ini memang harganya lebih murah dibanding beras kemasan sejenis. Lalu ada keterangan bebas pemutih pewangi dan pengawet. Ditambah lagi dicantumkan tanggal kadaluwarsa. Beras lain jarang yg mencantumkan tanggal kadaluwarsa.

Sampe rumah langsung tuh masak, begitu panas-panas cuma pake sambel, goreng ikan dan lalap.. bener-bener maknyus... Sekali ini saya percaya dengan maknyus slogannya pakde Bondan.

Yang tadinya ga peduli dengan beras dan rasa nasinya, gara-gara digrebek kok jadi penasaran. Bukan apa2, karena otakku langsung berpikir ini pasti ada muatan politis ataupun persaingan dagang apalagi yang punya orang PKS. Aku mah percaya sama nih partai masih relatif ada bersih2nya gitu.

Begini ceritaku, gimana ceritamu.

Tapi percayalah, pindah ke beras maknyus gak akan menyesal... baik rasa, kualitas maupun harga.. sedikit kita juga berperan meningkatkan pendapatan petani kita. Bagaimana pun namanya pengusaha asli Indonesia masih ada kesadaran akan rasa senasib dan saling membantu.

(Agus Santoso)

Selain itu, alasan penggerebekan yang dinilai mengada-ada, membuat netizen geram. Tak sedikit yang menyampaikan protes keras atas tindakan itu.

Salah satu yang menjadi viral adalah postingan Hilmi Firdausi, yang mengasuh Fanpage Kajian Hilmiyah. Aktivis medsos yang mempunyai pengikut sekitar 45 ribu ini, di postingan terbarunya menyampaikan uneg-uneg dan sekaligus protes kerasnya. Ini isinya:

Swear, ini bukan endorse (sahabat & jamaah semua pasti tau seperti apa sikap saya kalau melihat sebuah ketidakadilan), saya hanya tidak suka jika ada produk lokal yang “memuliakan” para petani dituduh macam-macam. Alasannya karena membeli gabah diatas harga sewajarnya. Mau mensejahterakan petani malah dikriminalisasi. Wong edan !!!

Benar kata Mbak Nanik Sudaryati, ini adalah masalah persaingan, dimana siapa dibekingi siapa?

“Anda tahu berapa beras dibutuhkan utk Jakarta saja ? 3000 Ton per hari . Dari jumlah tersebut hanya 10 persen beras petani, selebihnya yg 90 persen adalah beras impor kwalitas jelek dan beras raskin yg diolah dengan pemutih!!!!”

“Siapa pemain beras terbesar saat ini? Dia juga pemain impor daging terbesar di Indonesia, pokoknya hampir semua komoditas yg menguasai hajat hidup orang banyak dia yg pegang! Dia adalah PEMILIK negeri yg tidak akan pernah tersentuh hukum! Dia yg menentukan siapa yg akan jadi Presiden, Ketua DPR dll. ” (sumber FB Nanik Sudaryati)

Ini, saya tuliskan juga pengakuan salah satu konsumen Beras Maknyuss Mbak Dewi Tanjung;

Beras Maknyuss ini saya beli cuma 60 ribuan untuk 5 kg. Kadang harganya 65 ribuan juga tapi kisaran segituan lah. Berasnya pulen dan wangi dengan harga yg terjangkau walaupun menurut saya kualitasnya premium. Saya beli beras Maknyuss ini untuk keluarga dan staff karena saya pribadi konsumsi beras hitam dicampur beras merah.

Kalo ada info beras ini 20 ribu per kilo, itu beli dimana ya ? Di supermarket setahu saya 85 ribuan makanya saya beli di “warung tetangga” untuk mensupport pebisnis lokal dan UKM. Dan kalo katanya ini beras raskin, tapi rasanya, warnanya kok kayak beras premium jadi dijual harga 60 ribu per 5 kilo wajar aja. Malah gabah beras Maknyuss ini dibeli dari petani dengan harga lebih tinggi dari harga beli gabah pemerintah ya? 

Kereeeennn, semoga petani kita cepet kaya. Kalo Maknyuss jualnya lebih tinggi, masalahnya dimana ya? Selama konsumen merasa value yg didapat lebih tinggi dari harga yg dibayar. Kayak Avanza harganya lebih tinggi dari Xenia padahal katanya komponen dan kualitasnya sama. So what? Harga kan komponennya banyak ada brand, service, packaging, delivery, channel DLL. Kayak Aqua lebih mahal dari Club. Sama sama jualan air.

Lagian kalo emang beras ini jelek dan mahal, mana mau saya beli lagi. Emak emak kekinian always counting belanjaan gitu loohhh 😛

Oh ya ada lagi yg saya suka beras Maknyuss ada expired date, saya pernah beli beras lain harga 44 ribu per 5 kg eh apek 😢.

Luv u Beras Maknyussssss ❤❤❤

Note : Saya bukan kader PKS, tapi saya gerah juga baca berita kenapa musti sebut sebut Pak Anton Komisaris PT. IBU produsen Maknyuss sebagai kader PKS. Apa hubungannya ama beras. 

Helloooww ???? 2019 masih jauuhhh. Jangan#ndeso 😛 (sumber FB Dewi Tanjung)

Sudahlah…katanya anti hoax dan fitnah, rakyat sudah cerdas, tak usah main tipu-tipu terus. Ga capek apa ?!

Sebelumnya, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk membantah anak usahanya PT Indo Beras Unggul (IBU) menimbun dan menyerap beras bersubsidi atau yang disebut dengan beras sejahtera untuk kemudian dijual ke masyarakat dengan harga tinggi dan memakai merek perusahaan.

"Indo Beras Unggul dalam hal ini tidak menggunakan beras bersubsidi untuk produksi kami. Kami membeli gabah umum dari petani sekitar lokasi produksi kita," kata Direktur Tiga Pilar Sejahtera Jo Tjong Seng di Jakarta, Sabtu (22/7/2017).

Dia menilai, pembelian gabah umum dari para petani ini merupakan hal yang lumrah dan juga dilakukan perusahaan lain yang memproduksi beras.

Jo Tjong Seng turut menegaskan jika produk IBU yang dipasarkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan demikian produksi sudah sesuai dengan standar yang berlaku dan layak untuk dikonsumsi masyarakat.

Selain itu, Indo Beras Unggul ditegaskan tidak melakukan penimbunan beras di gudang miliknya di Bekasi seperti hasil inspeksi aparat kepolisian dan Kementerian Pertanian, yang saat ini sudah diberi garis polisi.

"Sesuai aturan yang kami ketahui, industri diizinkan untuk memiliki stok untuk produksi dan jumlah stok yang diizinkan adalah 3 bulan. Sementara yang diberi police line itu jumlahnya 1.000 ton, untuk seminggu ke depan, jadi tidak ada penimbunan," tutup dia.

Sumber: Facebook

Subscribe to receive free email updates: